New Bie...?!
Sukses menjadi seorang pengusaha adalah
hak bagi siapa saja yang bekerja keras dan pantang menyerah. Apapun
latar belakangnya, ketika memiliki kemauan keras untuk maju dan
berkembang, maka kesuksesan akan semakin dekat pada Anda. Tampaknya
Sunny Kamengmau sudah membukitakannya, meskipun dengan latar belakang
yang bisa dikatakan terpuruk, namun dengan kemauan keras ia berhasil
mendapatkan kesuksesan dalam berbisnis.
Ia yang dulunya hanya seorang tukang
kebun yang bekerja di sebuah hotel di Bali, kini menjadi pengusaha tas
yang sukses memasarkan produknya di Jepang. Bagaimana lika-liku
kehidupannya, simak ulasannya berikut ini.
Perjuanganan Awal Sunny Kamengmau
Sunny Kamengmau adalah seorang pengusaha
sukses yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Kesuksesan yang ia
dapatkan sekarang ini bukanlah suatu yang instan, namun panjang sekali
perjalanan yang harus ia lalui. Perjalanan hidup yang ia lewati juga
tidak mudah, banyak sekali hambatan dan rintangan yang selalu ditemuinya
dalam meniti bisnis.
Awal kisah perjalanannya bermula ketika
Sunny Kamengmau kabur dari rumah. Entah apa alasannya, namun kala itu ia
masih sangat muda, ia lari dari rumah dan tentu saja tidak melanjutkan
pendidikannya yang saat itu masih SMA. Pelariannya dari rumah membawanya
sampai di Kuta, Bali. Di situ ia kemudian bekerja sebagai tukang kebun
di sebuah Hotel. Setelah satu tahun kemudian, ia naik pangkat menjadi
satpam hotel, profesi ini dijalaninya cukup lama yaitu selama empat
tahun.
Tak disangka minat belajar Sunny
Kamengmau sangatlah tinggi, terutama pada bahasa asing. Keinginan
tersebut sudah ada bahkan ketika ia masih menjadi tukang kebun hotel. Ia
selalu belajar bahasa asing, bahasa Inggris dan bahasa Jepang menjadi
bahasa yang ia pelajari.
Tujuannya yang begitu kuat untuk
menguasai bahasa asing adalah supaya bisa bergaul dengan para tamu yang
kebanyakan dari manca negara. Bahkan begitu semangatnya menguasai bahasa
asing, sampai gajinya sebagai tukang kebun yang saat itu Rp 50 ribu
digunakan untuk membeli kamus bahasa Inggris.
Artikel lain: Zong Qinghou, Pengantar Susu yang Menjadi Orang Terkaya Ke-6 di Tiongkok
Peluang Bisnis Datang Dari Jepang
Nah, dari kemauan belajar dan sikap yang
baik tersebut membuatnya akrab dengan tamu dan juga majikannya sendiri.
Ia mengaku para tamu dan keluarga pemilik hotel adalah guru bahasanya.
“Antara saya dan keluarga bos, terutama anaknya Marlon ini, seperti tidak ada jarak,” begitu ujar Sunny.
Berbekal kemampuannya berbahasa Jepang
ini, mempertemukan Sunny dengan seorang tamu dari Jepang yang bernama
Nobuyuki Kakizaki pada tahun 1995. Karena Sunny fasih berbahasa Jepang,
menjadikannya berteman akrab dengan tamu dari Jepang tersebut. Tak
disangka, ternyata tamu dari Jepang tersebut adalah seorang pengusaha
yang memiliki perusahaan Real Point Inc.
Setelah lima tahun berteman akrab, Sunny
pun mendapatkan tawaran yang sangat menjanjikan dari Nobuyuki. Ia
ditawari menjadi pemasok tas kulit untuk Nobuyuki, karena perusahaan
yang ia kelola akan melebarkan bisnis baru di Jepang. Meskipun belum
mempunyai modal pengetahuan yang mumpuni pada bisnis ini, namun dengan
keberanian dan tekad kuat Sunny pun menyanggupinya.
Baca juga: Mengenang Lee Kuan Yew dan Beberapa Prestasi Yang telah Dicatatkannya
Berkali-kali Gagal, Akhirnya Sampai Pada Kesuksesan
Membuat sebuah produk yang berkualitas
ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Apalagi dengan pengalaman yang
sama sekali tidak ia punyai, bahkan saat itu ia membutuhkan waktu enam
bulan hanya untuk membuat sebuah sampel tas. Namun demikian juga tidak
lantas langsung diterima, bahkan saat itu penjahit Sunny sampai hampir
putus asa dan akan keluar.
Meskipun berulangkali gagal, dengan
tekad yang bulat membuat Sunny tak mau mundur barang sejengkal. Dengan
tekad dan keyakinan yang luar biasa, lambat laun akhirnya tas yang ia
buat bisa diterima oleh orang Jepang tersebut. Pesanan pun mulai datang,
meski pada awalnya masih sangat minim. Pada tahun 2003 Sunny mampu
memproduksi 100-200 tas perbulan yang ia kirim ke Jepang.
Pada tahun 2006 tas Robita yang
digawangi Sunny, mampu menyuplai kebutuhan pasar di Jepang sampai 5000
tas perbulannya. Tas merek Robita sendiri bukanlah tas murahan di
Jepang, tas ini termasuk yang digemari bagi kalanagan sosialita. Harga
yang ditawarkan kisaran Rp 2 juta sampai Rp 4 juta. Jika dihitung secara
kasar, dengan harga minimal per biji adalah Rp 2 juta, maka tas Robita
mampu meraup Rp 10 miliar tiap bulannya.
0 komentar:
Post a Comment